Sejam perjalanan, kita sampai di Kota Padang. Nyari soto Padang, tapi rumah makan yang nyediain soto Padang udah pada tutup. Maklum di Padang, kota udah mulai sepi diatas jam 8 malem. Ahirnya kita cari makan di pasar ga jauh dari hotel. Kita makan martabak Mesir yang rasanya ga gitu enak, masih enakan martabak asin di Bandung. Minum teh tarik yang manisnya luaaar biasa, sepertinya lebih banyak gulanya dari pada airnya. Beres makan martabak yang ga ngenyangin dan ga memuaskan, karena masih lapar, kita ke KFC yang letaknya disebelah hotel. Jauh – jauh ke Padang, akhirnya makan KFC juga :(
Besok paginya setelah sarapan, kita jalan ke Museum Adityawarman. Hotel Ambacang letaknya deket Museum Adityawarman, bisa ditempuh dengan 5 menit jalan kaki. Berhubung masih jam 8 kurang, jadi museumnya belum buka. Kita cuma foto – foto di halaman museum meski tetep harus bayar Rp.1550 per orang (Rp.50-nya buat asuransi :p). Beres foto - foto, jam 8.30 kita ke KFC untuk bekel makan siang di Pulau Sikuai. Bukannya ga ada restoran yang nyedian makan siang di Pulau Sikuai, tapi menurut tour guide kita, kalo mau makan rada murahan mending bekel aja. Jam 10 kita berangkat ke pelabuhan untuk nyebrang ke Pulau Sikuai. Nunggu 1 jam lebih, akhirnya kita naek kapal jam 11.15. Cuaca berawan dengan ombak lumayan tenang. Setelah 45 menit dibasuh ombak dan cipratan air yang masuk ke kapal, akhirnya kita sampai di Pulau Sikuai. First impression, beautiful…
Pantai yang sepi, hanya beberapa orang berjalan di pantai dan tidur-tiduran di pinggir pantai. Ombaknya tenang dengan air yang jernih, gradasi warna air dari bening, ke hijau muda dan ke biru tua. Beberapa orang bermain kano dan berenang di pantai. Pulau yang sunyi, menghadap ke bukit - bukit hijau di sebrang timur pulau, jauh dari keramaian kota… Pohon kelapa berjajar rapih menghadap ke timur di sepanjang pantai.
0 comments:
Posting Komentar